Apoteker.Net – Uji pemeriksaan air minum adalah tes yang digunakan untuk menentukan apakah air yang akan diminum aman dan layak untuk dikonsumsi. Uji ini dilakukan untuk memastikan bahwa air yang akan diminum tidak mengandung bahan kimia atau mikroorganisme yang dapat merugikan kesehatan manusia.
Uji pemeriksaan air minum biasanya dilakukan dengan mengambil sampel air yang akan diuji dan menguji sampel tersebut untuk menentukan keberadaan bahan kimia atau mikroorganisme tertentu. Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan metode laboratorium, di mana sampel air dianalisis dengan menggunakan alat-alat kimia dan mikrobiologi yang sesuai.
Uji pemeriksaan air minum juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode fisik, di mana sampel air diperiksa secara visual untuk menentukan keberadaan bahan-bahan yang tidak diinginkan, seperti partikel atau warna yang tidak normal.
Hasil uji pemeriksaan air minum akan diberikan dalam bentuk laporan yang menunjukkan apakah air yang diuji layak untuk dikonsumsi atau tidak, serta menunjukkan tingkat keberadaan bahan kimia atau mikroorganisme yang ditemukan dalam sampel air tersebut. Informasi ini sangat penting untuk memastikan bahwa air yang akan diminum aman bagi kesehatan manusia.
Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok Streptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Anonim, 2002).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung (counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Cappuccino & Natalie, 1983).
Di kampus, terdapat praktikum pemeriksaan air minum ini yang bertujuan agar praktikan mampu melakukan uji bakteriologik terhadap air minum dengan metode MPN (Most Probable Number).
Pengujian bakteri Coliform yang berasal dari cemaran tinja (faecal coliform) secara serentak dengan uji penegasan yang menggunakan media BGLB, maka dilakukan juga hal yang sama yaitu 1 ose kultur yang positif dari LST Broth atau LB, dipindahkan ke dalam tabung EC medium yang baru. Semua tabung MC medium yang telah diinokulasikan oleh kultur dari LST-Broth, kemudian diinkubasikan pada suhu 45,5°C selama 24 jam dan hasil pembentukan gas dicatat. Kerapatan bakteri faecal coliform diperkirakan dengan tabel MPN. Diferensiasi bakteri coliform dapat diarahkan ke dalam reaksi IMVIC (Buckle, 1987).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan, meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis dan komposisi bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan serta komsumsinya, kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya (Djide, 2003).
Standar plate Count adalah menentukan jumlah bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Pelczar & Chan, 1986).
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air dalam praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif, batang gram negatif dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan laktosa dengan pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35°C (Hadioetomo, 1993).
Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan yang menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham (Sutedjo, 1991).
*Sumber
Anonim. 2002. Bakteri Indikator Keamanan Air Minum.
www.kompaskcm.htm. Diakses tanggal 3 April 2007.
Buckle, K. A., dkk. 1987. Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh Adiono dan Hari Purnomo. UI Press, Jakarta.
Cappuccino, J. G. & Natalie S. 1983. Microbiology A Laboratory Manual. Addison-Wesley Publishing Company, New York.
Djide, M. Natsir. 2003. Mikrobiologi Farmasi, Jurusan Farmasi UNHAS, Makassar.
Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo Persada., Jakarta.
Hadioetomo, R. S. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek: Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pelczar, M. J & E. C. S Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta.
Sutedjo, M. M. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta, Jakarta.
Tjay, T. H. 2003. Obat-Obat Penting. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.