Apoteker.Net – Rotary evaporator adalah sebuah alat yang digunakan dalam proses pengekstraksian, pemisahan, dan pemurnian cairan. Alat ini dapat menghilangkan bahan cair dengan cara membuatnya menguap pada suhu yang relatif rendah dan menangkap hasil uapannya ke dalam sebuah kondensor. Rotary evaporator biasanya digunakan dalam bidang kimia, farmasi, dan industri makanan.
Rotary Evaporator atau Rotary Vacuum Evaporator merupakan alat yang menggunakan prinsip vakum distilasi. Prinsip utama alat ini terletak pada penurunan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu di bawah titik didihnya. Rotary Evaporator lebih disukai karena mampu menguapkan pelarut dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu yang tinggi.
Banyak cairan organik yang tidak dapat didistilasi pada tekanan atmosfer karena temperatur yang diperlukan untuk berlangsungnya distilasi dapat menyebabkan senyawa terdekomposisi (biasanya terjadi pada senyawa bertitik didih lebih dari 200oC).
Contohnya, senyawa dengan titik didih 100oC pada 750 mmHg akan turun menjadi 70oC pada 20 mmHg. Padahal ada perhitungannya sih.. Mau menambahkan perhitungannya? 🙂
Berikut gambar seperangkat Rotary Evaporator komplit:
Keterangan:
- Kran pengatur tekanan
- Kondensor
- Tombol on/off; tombol menaikkan posisi waterbath; tombol pengatur kecepatan putaran
- Moncong/tempat labu alas bulat penampung “bergantung”
- Moncong/tempat labu alas bulat sampel “bergantung”
- Waterbath
- Pengatur suhu waterbath
- Labu alas bulat
- Indikator tekanan
- Pompa vakum
- *Maaf gambar pompa untuk mengalirkan air tidak terfoto xixixi
Penguapan dapat terjadi karena adanya pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat dibantu dengan penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari akan naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat penampung.
Sampel atau ekstrak cair yang akan diuapkan dimasukkan ke dalam labu alas bulat dengan volume 2/3 bagian dari volume labu alas bulat yang digunakan, kemudian waterbath dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan. Setelah suhu tercapai, labu alas bulat yang telah berisi sampel atau ekstrak cair dipasang dengan kuat pada ujung rotor yang menghubungkan kondensor. Aliran air pendingin dan pompa vakum dijalankan, kemudian tombol rotor diputar dengan kecepatan tertentu (5-8putaran).
Proses penguapan ini dilakukan hingga diperoleh ekstrak kental yang ditandai dengan terbentuknya gelembung-gelembung udara yang pecah-pecah pada permukaan ekstrak atau jika sudah tidak ada lagi pelarut yang menetes pada labu alas bulat penampung.
Setelah proses penguapan selesai, Rotary Evaporator dihentikan dengan cara terlebih dahulu dilakukan pemutaran tombol rotor kearah nol (menghentikan putaran rotor) dan temperatur pada waterbath di-nol-kan. Pompa vakum dihentikan, kemudian labu alas bulat dikeluarkan setelah sebelumnya kran pengatur tekanan pada ujung kondensor dibuka.
Yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian Rotary Evaporator ini adalah:
- Selang air serta tekanan in dan out. Awas tertukar!
- Kemampuan alat pompa vakum. Perhatikan petunjuk masing-masing alat, jika tertera “matikan vakum setiap 30 menit” (untuk menghindari panas berlebih pada vakum) atau “tekanan maksimal 30 Psi” (perhatikan jarum pengatur tekanan, jangan sampai melebihi ketentuan); pengurangan tekanan dengan jalan membuka kran pengatur tekanan pada ujung kondensor atau pada alat pompa vakum.
- Tertib. Urutan pemasangan dan pengoperasian juga pelepasan serta pengnonaktifkan. Terutama saat ingin melepas labu alas bulat. Jika alas bulat sulit dilepas, kemungkinan masih tersisa tekanan pada kondensor, bukalah kran pengatur dengan seksama dan dalam waktu jang sejingkat-jingkatnja 😀
- Jika terjadi kejanggalan, segera hubungi pihak laboran atau teknisi. Jika baru pertama kali menggunakan, minta bimbingan orang yang sudah berpengalaman.
- Suhu & Tekanan. Suhu pada waterbath harus sesuai dengan pelarut yang Anda gunakan. Jika tidak atau kurang? Dua jam ditunggu tidak bakalan selesai. Contoh: Jika pelarut yang digunakan n-butanol (titik didih berkisar 75-78oC), maka suhu yang digunakan bisa 60-65oC pada tekanan 15-20Psi. Pengalaman Saya menguapkan n-butanol, tekanan 20psi keatas kurang efektif untuk suhu 60-65oC.
- Take a Rest. Setiap alat punya batas operasi, so istirahatkan alat sangat penting demi ke-awet-an umur pemakaian serta hasil yang optimal.
Ada yang ingin menambahkan? 😉