Apoteker.Net – Fenol adalah senyawa aromatik yang memiliki rumus kimia C6H6O. Ia merupakan bahan dasar untuk pembuatan banyak produk kimia yang berguna, seperti plastik, resins, dan herbisida. Fenol juga dapat dihasilkan dari anilin melalui reaksi nitrasi.
Sekelompok senyawa Organik yang gugus hidroksilnya (-OH) langsung melekat pada karbon cincin benzene dinamakan Fenol (Wilbraham, 1992).
Aktivator kuat dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik terletak pada gugus OH-nya, karena ikatan karbon sp2 lebih kuat dari pada ikatan oleh karbon sp3 maka ikatan C-O dari suatu fenol tidak mudah terputuskan. Fenol sendiri bertahan terhadap oksidasi karena pembentukan suatu gugus karbonil akan mengakibatkan dikorbankannya penstabilan aromatik. Amina dapat dikelompokkan sebagai primer, sekunder, atau tersier, menurut banyaknya substituen alkil atau aril yang terikat pada nitrogen. Suatu nitrogen amina dapat memiliki empat gugus atau atom yang terikat padanya, dalam hal ini nitrogen itu merupakan bagian dari suatu ion positif. Senyawa-senyawa ion-ion ini terbagi dalam dua kategori. Jika salah satu terikat ialah H, maka senyawa itu disebut garam amina Pada esterifikasi fenol tidak melibatkan pemaksapisahan ikatan C-O yang kuat dari fenol itu, tetapi bergantung pada pemaksapisahan ikatan OH. Oleh karena itu , ester fenol dapat disentesis dengan reaksi-reaksi yang sama yang menghasilkan ester alkil (Fessenden and Fessenden, 1991).
Anilin dapat dibuat dengan menggunakan reduksi dari Nitrobenzen, Nitrobenzen di reaksikan dengan amoniak menggunakan katalis alkohol, serta dengan mereaksikan Monoklor Benzen dengan Amoniak dengan katalis Cu2O pada suhu 200 0C (Anonim, 2002).
Anilin (fenilamin) termasuk dalam amin aromatik, sedangkan turunan dari amin aromatik dalam bidang farmasi adalah Aetanilida yang berfungsi sebagai antifebri, Ephedrin sebagai vasodilatasi serta Phenaetin sebagai antipiretika (Anonim, 2002).
Garam amina merupakan hasil dari reaksi suatu amina dengan suatu asam mineral atau suatu asam, karena kemampuannya membentuk garam, suatu amina yang tak larut dalam air dapat larut dalam asam encer (Fessenden and Fessenden, 1991).
Berikut adalah langkah-langkah yang umum digunakan dalam pembuatan fenol dari anilin:
- Menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan, yaitu anilin, asam nitrat, dan asam sulfurik.
- Campurkan anilin dan asam nitrat dalam reaktor dengan perbandingan molar 1:1,5.
- Tambahkan asam sulfurik ke dalam reaktor sampai pH menjadi 2-3.
- Panaskan reaktor sampai suhu yang diinginkan, biasanya sekitar 70-80°C.
- Biarkan reaksi berlangsung sampai selesai, biasanya sekitar 1-2 jam.
- Setelah reaksi selesai, dinginkan reaktor dan buang asam yang tidak dibutuhkan.
- Pisahkan fenol dari produk samping dengan cara distilasi.
- Fenol yang dihasilkan dapat diolah lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan.
Catatan: Proses pembuatan fenol ini umumnya dilakukan di pabrik-pabrik kimia dengan peralatan yang sesuai dan harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dengan memperhatikan tata kelola yang baik dan standard keamanan dan keselamatan kerja.
Untuk skala laboratorium atau praktek di kampus, pembuatan fenol dari anilin dapat dilakukan dengan mengikuti prosedur yang sama seperti yang telah saya sampaikan di atas. Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pastikan bahwa bahan-bahan yang digunakan bersih dan bebas dari kontaminasi.
- Gunakan peralatan yang sesuai, seperti reaktor, pemanas, termometer, dan alat distilasi.
- Sesuaikan jumlah bahan yang digunakan dengan kebutuhan skala laboratorium.
- Lakukan reaksi dengan hati-hati dan ikuti prosedur yang telah ditentukan secara ketat.
- Jaga kebersihan dan keamanan selama proses pembuatan fenol berlangsung.
- Simpan dan gunakan fenol dengan aman dan sesuai dengan kebutuhan.
INGAT! Fenol merupakan senyawa yang mudah terbakar dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata. Jadi, pastikan untuk menggunakan peralatan yang tepat dan mematuhi prosedur yang telah ditentukan dengan baik saat melakukan pembuatan fenol di laboratorium.
*Sumber:
Anonim. 2002. Ilmu Kimia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta
Fessenden dan Fessenden. 1991. Kimia Organik Jilid 1. Erlangga. Jakarta.
Wilbraham, Anthony, C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Penerbit ITB. Bandung.