Diare Akut

Apoteker.Net – Prioritas penanganan diare akut, termasuk gastroenteritis, adalah pencegahan atau penggantian cairan dan elektrolit yang hilang. Hal ini penting khususnya pada bayi dan pada pasien yang lemah dan lansia. Untuk lebih rinci mengenai sediaan rehidrasi, lihat bagian 9.2.1. Kehilangan cairan dan elektrolit yang berat memerlukan perawatan segera di rumah sakit dan penggantian cairan dan elektrolit dengan segera.

Obat antimotilitas (1.4.3) meringankan gejala diare akut. Obat-obat ini digunakan dalam penanganan diare akut tanpa komplikasi pada orang dewasa, penggantian cairan dan elektrolit mungkin diperlukan pada kasus dehidrasi, namun obat antimotilitas tidak dianjurkan digunakan untuk diare akut pada anak di bawah 12 tahun.

Antispasmodik (bagian 1.2) kadang-kadang berguna dalam mengatasi kejang perut yang menyertai diare tetapi tidak boleh digunakan sebagai pengobatan utama. Antispasmodik dan anti muntah sebaiknya dihindarkan pada anak dengan gastroenteritis karena selain tidak efektif juga tidak jarang menimbulkan efek samping.

Antibakteri umumnya tidak diperlukan pada gastroenteritis ringan karena keluhan biasanya teratasi segera tanpa penggunaan obat tersebut. Infeksi bakteri sistemik memerlukan pengobatan sistemik yang sesuai, untuk obat-obat yang digunakan pada infeksi enteritis campylobacter, shigellosis,dan salmonellosis, lihat bagian 5.1 tabel 5.1. Siprofloksasin kadang digunakan untuk profilaksis terhadap travellers diarrhea, tapi penggunaan rutin tidak dianjurkan. Sedian Lactobacillus tidak efektif.
Kolestiramin dan campuran aluminium hidroksida, mengikat garam empedu yang tidak diabsorbsi dan meringankan gejala diare pada gangguan atau reseksi ileum.

1.4.1 Larutan rehidrasi oral

Lini pertama pengobatan diare akut, seperti pada gastroenteritis, ialah mencegah atau mengatasi kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan, terutama pada bayi dan lansia. Uraian lebih rinci tentang sediaan rehidrasi oral lihat bab 9.2.1. Dehidrasi adalah suatu keadaan di mana tubuh kekurangan cairan yang dapat berakibat kematian terutama pada anak/bayi bila tidak segera diatasi. Penilaian derajat dehidrasi pasien diare dapat dilihat pada Tabel 1.4. Pasien dengan dehidrasi berat (terapi C) perlu segera dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan penggantian cairan dan elektrolit. Larutan rehidrasi oral tidak menghentikan diare tetapi mengganti cairan tubuh yang hilang bersama feses. Dengan menggantikan cairan tubuh tersebut, dehidrasi dapat dihindarkan.

Larutan rehidrasi oral tersedia dalam bentuk serbuk untuk dilarutkan dan dalam bentuk larutan yang diminum perlahan-lahan. Larutan rehidrasi oral menurut panduan WHO dan UNICEF yang dikeluarkan pada Desember 2006, mengandung kadar natrium dan glukosa yang lebih rendah daripada formula sebelumnya (osmolaritas rendah, 245 mOsm/l dibanding dengan formula sebelumnya yang memiliki osmolaritas 311 mOsm/l). Dengan kadar Na dan glukosa yang lebih rendah, larutan rehidrasi oral formula baru dapat mempercepat absorpsi cairan, mengurangi kebutuhan terapi cairan intravena, dan mempermudah perawatan kasus diare akut non-kolera pada anak karena tidak memerlukan perawatan rumah sakit.

Menurut WHO dan UNICEF, pemberian larutan rehidrasi oral harus dikombinasi dengan pemberian nutrisi yang tepat. Pemberian suplemen seng (20 mg seng per hari selama 10-14 hari) dan tetap melanjutkan pemberian ASI selama episode akut diare akan melindungi anak terhadap dehidrasi dan mengurangi konsumsi kalori dan protein sehingga memberikan efek yang sangat besar dalam mengurangi diare dan malnutrisi pada anak.

Tabel 1.3 Formula Larutan rehidrasi oral menurut panduan WHO dan UNICEF, Desember 2006

Komposisi dalam Gram/liter
% Komposisi dalam mmol/liter
Natrium klorida 2,6 12,683 Natrium 75
Glukosa, anhidrat 13,5 65,854 Klorida 65
Kalium klorida 1,5 7,317 Glukosa, anhidrat 75
Trisodium sitrat, anhidrat 2,9 14,146 Kalium 20
Sitrat 10
Total 20,5 100,00 Total osmolaritas 245


Tabel 1.4 Penilaian derajat dehidrasi penderita diare

Penilaian Tanpa dehidrasi Dehidrasi ringan/sedang Dehidrasi berat
Keadaan umum

Mata

Air mata

Mulut, lidah

Rasa haus

Kekenyalan kulit

Terapi

Baik

Normal

Ada

Basah

Minum biasa

Normal

Rencana A

Gelisah, rewel

Cekung

Tidak ada

Kering

Sangat haus

Kembali lambat

Rencana B

Lesu, tak sadar

Sangat cekung

Tidak ada

Sangat kering

Malas/tidak bisa minum

Kembali sangat lambat

Rancana C


Tabel 1.5 Takaran pemakaian larutan rehidrasi oral pada diare

Umur < 1 tahun 1-4 tahun 5-12 tahun Dewasa
Tidak ada dehidrasi Setiap kali BAB beri larutan rehidrasi oral
Terapi A:
Mencegah dehidrasi
100 mL 200 mL 300 mL 400mL
(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)
 

Dengan dehidrasi

 3 jam pertama beri larutan rehidrasi oral
Terapi B:
Mengatasi dehidrasi
300 mL 600 mL 1,2 Liter 2,4 Liter
(1,5 gelas) (3 gelas) (6 gelas) (12 gelas)
Selanjutnya setiap BAB beri larutan dehidrasi oral
Mengatasi dehidrasi

 

100 mL 200 mL 300 mL 400 mL
(0,5 gelas) (1 gelas) (1,5 gelas) (2 gelas)

BAB = Buang air besar.

1.4.2 Adsorben dan obat pembentuk massa

Adsorben seperti kaolin tidak dianjurkan untuk diare akut. Obat-obat pembentuk massa tinja seperti ispaghula, metilselulosa, dan sterkulia (lihat bab 1.6.1) bermanfaat dalam mengendalikan konsistensi tinja pada ileostomi dan kolostomi, dan dalam mengendalikan diare akibat penyakit divertikular.

Monografi

KAOLIN, RINGAN

List Nama Dagang:

Dianos
Neo Diaform
Dianos
Novadiar
Guanistrep
Omegdiar
Kanina
Opidiar
Kaometa
Selevioform
Kaopectate
Selevioform
Koltin

ATTAPULGIT

List Nama Dagang:

Akita
Neo Entrostop
Arcapec
Neo Envios
Arcapec
Neo Koniform
Biodiar
New Diatab
Coro-sorb
Pularex
Indo Obat Diare
Salfaplas
Licopec
Selediar
Molagit
Stodiar
Neo Diarex
Tagyt
Neo Enterodiastop
Teradi
Neo Enterodine

KARBO ABSORBEN

KARBO ABSORBEN

1.4.3 Antimotilitas

Obat-obat antimotilitas memiliki peranan dalam penanganan diare akut tanpa komplikasi pada pasien dewasa tapi tidak pada anak-anak di bawah 12 tahun, lihat juga bagian 1.4.1. Pada kasus yang berat, penggantian cairan dan elektrolit mutlak diperlukan. Keterangan mengenai peranan antimotilitas pada diare kronis, lihat bagian 1.5.

Monografi

CO-FENOTROP (CAMPURAN DIDIFENOKSILAT HIDROKLORIDA DAN ATROPIN SULFAT 100:1)

Indikasi:
sebagai tambahan terhadap terapi rehidrasi pada diare akut (lihat keterangan di atas)

Peringatan:
lihat keterangan Kodein fosfat. Anak-anak khususnya rentan terhadap overdosis dan gejala-gejala yang terjadi mungkin tertunda. Oleh sebab itu diperlukan pengamatan paling tidak selama 48 jam setelah penggunaan. Dosis subklinis atropin dapat menimbulkan efek samping atropin pada individu yang rentan atau pada overdosis.

Interaksi:
lihat Lampiran 1 (Analgesik opioid)

Kontraindikasi:
lihat kodein fosfat; jaundice.

Efek Samping:
lihat kodein fosfat.

Dosis:
diawali dengan 4 tablet, dilanjutkan dengan 2 tablet setiap 6 jam hingga diare terkendali. Anak di bawah 4 tahun tidak dianjurkan; 4-8 tahun 1 tablet 3 kali sehari; 9-12 tahun 1 tablet 4 kali sehari; 13-16 tahun 2 tablet 3 kali sehari.

KODEIN FOSFAT

Indikasi:
lihat keterangan di atas; penekan batuk (3.9); nyeri (4.7.2)

Peringatan:
lihat 4.7.2. Tidak dianjurkan untuk anak di bawah 12 tahun; toleransi dan ketergantungan dapat terjadi pada penggunaan jangka panjang;

Interaksi:
lihat Lampiran 1 (analgesik opioid)

Kontraindikasi:
lihat 4.7.2; juga pada kondisi di mana hambatan peristaltik harus dihindari, pada saat kejang perut, atau kondisi diare akut seperti kolitis ulseratif akut atau kolitis akibat antibiotik.

Efek Samping:
lihat 4.7.2.

Dosis:
Diare akut, 30 mg, 3-4 kali sehari (antara 15-60 mg). Anak. 12-18 tahun: 30 mg (antara 15-60 mg) 3-4 kali sehari.

LOPERAMID HIDROKLORIDA

Indikasi:
pengobatan simptomatik diare akut sebagai tambahan terapi rehidrasi pada dewasa dengan diare akut dan anak-anak lebih 4 tahun (lihat keterangan di atas); diare kronik hanya pada dewasa

Peringatan:
lihat keterangan di atas; penyakit hati; kehamilan (Lampiran 4)

Interaksi:
Lampiran 1 (loperamid)

Kontraindikasi:
kondisi di mana penghambatan peristaltik harus dihindari, terjadi kejang perut, atau pada kondisi seperti kolitis ulseratif akut atau kolitis karena antibiotik.

Efek Samping:
kram abdomen, pusing, mengantuk dan reaksi kulit termasuk urtikaria; ileus paralitik dan perut kembung

Dosis:
diare akut, dosis awal 4 mg diikuti dengan 2 mg setiap setelah buang air besar hingg maksimal 5 hari; dosis lazim 6-8 mg sehari; Dosis tidak melebihi dari 16 mg sehari. ANAK di bawah 4 tahun, tidak dianjurkan, 4-8 tahun 1 mg 3-4 kali sehari hingga maksimal 3 hari, 9-12 tahun 2 mg 4 kali sehari hingga maksimal 5 hari. Diare kronik pada dewasa, dosis awal 4-8 mg, diikuti 2 mg setiap buang air besar. Dosis tidak melebihi dari 16 mg sehari. Pemberian harus dihentikan bila tidak ada perbaikan selama 48 jam.

MORFIN

Indikasi:
untuk meredakan dan menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgetik non narkotik yaitu nyeri akibat trombosis koroner, neoplasma, kolik renal atau kolik empedu, oklusi akut pembuluh darah perifer, pulmoner atau koroner, perikarditis akut, pleuritis dan pneumotoraks spontan, trauma misal luka bakar, fraktur dan nyeri pasca bedah.

Peringatan:
lihat keterangan di atas dan lihat Kodein fosfat.

Kontraindikasi:
lihat keterangan di atas dan lihat Kodein fosfat

Efek Samping:
lihat keterangan di atas dan lihat kodein fosfat; sedasi dan risiko ketergantungan lebih besar.

Dosis:
dewasa: 60 mg setiap 8 jam atau 5-30 mg setiap 4 jam, sesuai kebutuhan. Hendaknya digunakan dosis individual tergantung tingkat keparahan nyeri sesuai petunjuk dokter.

1.4.4 Lain-lain

Monografi

RASEKADOTRIL

Indikasi:
pengobatan tambahan untuk diare pada pasien dewasa apabila terapi rehidrasi oral tidak cukup

Peringatan:
lihat pada dosis

Kontraindikasi:
hipersensitif terhadap rasekadotril, anak-anak

Efek Samping:
mengantuk, mual, muntah, konstipasi, pusing, sakit kepala dan kemerahan pada kulit

Dosis:
Rasekadotril diberikan sebagai tambahan pada terapi rehidrasi oral atau parenteral pada pasien yang telah mengalami dehidrasi atau diduga dehidrasi.

Untuk usia 15 tahun dan lebih, secara oral, pengobatan diawali dengan dosis tunggal 100 mg tanpa memperhatikan waktu pemberian, selanjutnya diberikan kira-kira setiap 8 jam sampai diare berhenti. Dosis harian tidak boleh melebihi 400 mg. Apabila gejala tetap ada lebih dari 7 hari maka pasien harus berkonsultasi dengan dokter.

Lansia: tidak diperlukan penyesuaian dosis.

Tidak direkomendasikan untuk anak usia di bawah 15 tahun. Bila diare berlanjut lebih dari 3 hari dan dalam kasus diare berat, adanya darah pada feses, demam atau muntah, diperlukan observasi dan evaluasi lebih lanjut.


<< Anti Tukak
Gangguan Usus Kronis >>


Hanya seorang Apoteker biasa; Tidak pintar; Tidak bodoh; -Berbagi tidak Pernah Rugi- :)
Lihat semua tulisan 📑.