Apoteker.Net – Sifat-sifat simpatomimetik bervariasi sesuai dengan kerjanya pada reseptor alfa atau beta. Adrenalin (epinefrin) (bagian 2.11.3) bekerja pada reseptor alfa dan beta dan meningkatkan detak jantung dan kontraktilitas (efek beta); adrenalin dapat menyebabkan vasodilatasi perifer (efek beta ) atau vasokonstriksi (efek alfa).
Respon terhadap simpatomimetik dapat sangat bervariasi pada anak-anak, terutama pada neonatus. Penting untuk melakukan titrasi dosis untuk mencapai efek yang diinginkan dan pantau anak secara intensif.
2.11.1 Simpatomimetik Inotropik
Stimulan jantung dobutamin dan dopamin bekerja pada reseptor beta pada otot jantung dan meningkatkan kontraktilitas dengan sedikit efek terhadap kecepatan kerja jantung. Dopamin mempunyai efek yang bervariasi, tidak dapat diduga, dan mempengaruhi kondisi vaskuler tergantung pada dosis. Infus dosis rendah (2 mcg/kg bb/menit) umumnya dapat menyebabkan vasodilatasi, namun bukti manfaat secara klinis masih sedikit; dosis sedang dapat meningkatkan kontraktilitas miokard dan curah jantung pada anak-anak yang lebih tua, namun pada neonatus dosis sedang dapat menyebabkan penurunan curah jantung. Dosis tinggi dapat menyebabkan vasokonstriksi dan meningkatkan hambatan vaskuler, dan oleh karena itu harus digunakan dengan hati-hati pada pembedahan jantung, atau apabila neonatus juga mengalami hipertensi paru.
Pada neonatus, respon pada simpatomimetik inotropik bervariasi. Pada neonatus yang lahir prematur; diperlukan titrasi dosis dan pemantauan.
Syok. Syok merupakan keadaan darurat medis yang dikaitkan dengan angka kematian yang tinggi. Penyebab mendasar syok seperti perdarahan, sepsis atau insufisiensi miokard harus diatasi. Syok pada hipotensi berat harus diatasi segera untuk mencegah hipoksia jaringan dan gagal organ. Terapi penggantian cairan sangat penting untuk mengatasi hipovolemia yang disebabkan oleh perdarahan dan sepsis namun pada syok jantung dapat menyebabkan kerusakan.
Berdasarkan status hemodinamik, curah jantung dapat dipulihkan dengan penggunaan simpatomimetik inotropik seperti adrenalin (epinefrin), dobutamin, atau dopamin (lihat keterangan di atas). Pada syok septik (septic shock), apabila terapi penggantian cairan dan inotropik gagal untuk mengendalikan tekanan darah, noradrenalin vasokonstriktor (norepinefrin) (lihat bagian 2.11.2) dapat digunakan. Pada syok jantung, hambatan perifer sering tinggi dan kenaikan yang lebih tinggi dapat memperburuk kinerja miokard dan memperparah iskemia jaringan.
Syok septik pada neonatus dapat diperburuk oleh transisi dari sirkulasi fetus menjadi neonatus. Pengobatan gagal jantung ventrikel kanan dengan menurunkan tekanan arteri paru umumnya diperlukan pada neonatus dengan syok yang sukar diatasi dengan pemberian cairan dan hipertensi paru menetap pada bayi baru lahir. Pemberian cairan dengan cepat pada neonatus dengan patent ductus arteriosus dapat menyebabkan shunting left to right dan gagal jantung kongestif yang diinduksi oleh overload ventrikel.
Penggunaan simpatomimetik inotropik dan vasokonstriktor lebih baik apabila dibatasi hanya untuk penggunaan dengan pengawasan intensif dan diberikan dengan pemantauan hemodinamik invasif.
Untuk saran tata laksana syok anafilaksis, lihat bagian 3.4.3 Kedaruratan alergi.
Monografi
DOBUTAMIN
Indikasi:
efek inotropik positif pada infrak miokard, bedah jantung, kardiomiopati, syok septik, dan syok kardiogenik.
Peringatan:
hipotensi berat pada syok kardiogenik.
Interaksi:
lampiran 1 (Simpatomimetika).
Efek Samping:
takikardia dan tekanan darah sistolik sangat meningkat sangat menunjukan dosis berlebih; flebitis.
Dosis:
infus intravena, 2,5-10 mcg/kg bb/menit, disesuaikan menurut responnya.
DOPAMIN HIDROKLORIDA
Indikasi:
syok kardiogenik pada infrak miokard atau bedah jantung.
Peringatan:
koreksi hipovolemia; dosis rendah pada syok akibat infrak miokard akut.
Interaksi:
lampiran 1 (Simpatomimetika).
Kontraindikasi:
Takiaritmia, feokromositoma.
Efek Samping:
mual dan muntah, vasokontriksi perifer, hipotensi, hipertensi, takikardia.
Dosis:
dosis awal infus intravena, 2-5 mcg/kg bb/menit.
ISOPRENALIN HIDROKLORIDA
Indikasi:
Blok jantung; bradikardia berat.
Peringatan:
penyakit jantung iskemik, diabetes melitus; hipertiroidisme.
Interaksi:
lampiran 1 (Simpatomimetika).
Efek Samping:
takikardi; aritmia, hipotensi, berkeringat, tremor, sakit kepala.
Dosis:
oral, dosis awal 30 mg setiap enam jam, rentang 90-840 mg per hari (tetapi cara oral jarang digunakan);
Infus intravena 0,5-10 mcg/menit.
2.11.2 Simpatomimetik Vasokonstriktor
Vasokonstriktor simpatomimetik meningkatkan tekanan darah sementara dengan bekerja pada reseptor alfa adrenergik untuk menimbulkan konstriksi pembuluh darah perifer. Kadang-kadang obat golongan ini digunakan sebagai metoda darurat untuk peningkatan tekanan darah ketika terapi lain gagal.
Meskipun dapat meningkatkan tekanan darah, vasokonstriktor juga dapat berbahaya karena mengurangi perfusi dari organ vital seperti ginjal. Anestesi spinal dan epidural dapat menyebabkan blok simpatetik dengan efek hipotensi meningkat. Terapi meliputi cairan intravena (yang biasanya diberikan secara profilaksis), oksigen, elevasi lengan dan injeksi efedrin.
Seperti halnya sebagai konstriksi pembuluh perifer, efedrin juga mempercepat kerja jantung (dengan bekerja pada reseptor beta). Efek ganda efedrin ini digunakan untuk mengendalikan bradikardi (meskipun mungkin juga diperlukan injeksi intravena atrofin sulfat 400 sampai 600 mcg jika bradikardi berlangsung dalam waktu lama).
Pada anak: Efedrin digunakan untuk mengatasi hipotensi yang disebabkan oleh anestesi spinal dan epidural.
Fenilefrin menyebabkan vasokonstriksi perifer dan meningkatkan tekanan arteri. Efedrin dan fenilefrin jarang diperlukan pada anak-anak dan harus digunakan di bawah pengawasan dokter spesialis.
Noradrenalin (norepinefrin) dicadangkan pada anak dengan resistensi vaskuler sistemik yang rendah yang tidak membaik dengan pemberian cairan pada syok septik, syok spinal, dan anafilaksis.
Adrenalin (epinefrin) terutama digunakan berdasarkan kerja inotropik. Dosis rendah (bekerja pada reseptor beta) menyebabkan vasodilatasi sistemik dan pulmoner, dengan peningkatan frekuensi jantung, stroke volume dan juga kontraktilitas jantung. Dosis tinggi bekerja terutama pada reseptor alfa menyebabkan vasokonstriksi sistemik yang kuat.
Monografi
NOREPINEFRIN BITATRAT (NORADRENALIN BITATRAT)
Indikasi:
hipotensi akut, henti jantung.
Peringatan:
trombosis pembuluh darahkoroner, mesenterik atau perifer; setelah infrak miokard, angina Prinzmetal, penyakit tiroid, diabetes melitus, hipoksia atau hiperkapmia; penggantian volume darah yang sesuai diperlukan; usia lanjut; ekstravasasi pada tempat suntikan dapat menyebabkan nekrosis.
Interaksi:
lampiran 1 (Simpatomimetika).
Kontraindikasi:
hipertensi (sering pantau tekanan darah dan kecepatan aliran), kehamilan.
Efek Samping:
hipertensi, sakit kepala, bradikardia, aritmia, iskemia perifer.
Dosis:
hipotensi akut, infus intravena, melalui kateter vena sentral, larutan mengandung norepinerfin bitatrat 80 mcg/mL (setara dengan norepinerfin basa 40 mcg/mL) dengan kecepatan awal 0,16-0,33 mL/menit, disesuaikan sesuai dengan responnya.
Henti jantung, injeksi intravena cepat atau intrakardiak, 0,5-0,75 mL larutan mengandung norepinerfin bitatrat 200 mcg/mL (setara dengan norepinerfin base 100 mcg/mL).
2.11.3 Resusitasi Jantung Paru
Pada kondisi henti jantung, adrenalin (epinefrin) 1 dalam 1000 (100 mcg/mL) dianjurkan dalam dosis 10 mL melalui injeksi intravena, dianjurkan pemberian melalui pembuluh darah sentral. Jika melalui perifer, obat harus dilarutkan sekurangnya dalam 20 mL larutan injeksi NaCl 0,9% (agar dapat memasuki sirkulasi pusat). Pemberian injeksi intravena amiodaron 300 mg (dari prefilled syringe atau dilarutkan dalam larutan infus intravena glukosa 5%), harus dipertimbangkan setelah injeksi adrenalin untuk mengatasi fibrasi ventrikel atau takikardia ventrikel yang pulseless pada kondisi henti jantung yang sulit diatasi dengan defibrilator. Injeksi intravena atropin 3 mg dosis tunggal juga digunakan pada resusitasi jantung paru untuk menahan aktivitas vagal.
Paediatric advanced life support. Henti jantung pada anak-anak jarang terjadi dan seringkali menggambarkan tahap akhir syok progresif atau gagal nafas.
Selama kondisi cardiac arrest pada anak-anak tanpa adanya akses intravena, rute pemberian intraoseus dipilih karena dapat memberikan respon yang cepat dan efektif. Apabila akses sirkulasi tidak dapat dicapai, dapat digunakan endotracheal tube. Apabila rute endotrakeal yang digunakan sudah sepuluh kali maka harus digunakan pemberian intravena. Rute endotrakeal bermanfaat untuk obat-obat yang larut dalam lemak termasuk lidokain, adrenalin, atropin, dan nalokson. Obat-obat yang tidak larut dalam lemak (misalnya natrium bikarbonat dan kalsium klorida) tidak boleh diberikan melalui rute ini karena akan melukai pada saluran nafas.
Monografi
EPINEFRIN (ADRENALIN)
Indikasi:
henti jantung (untuk resusitasi jantung-paru).
Peringatan:
penyakit jantung, diabetes melitus, hipotiroidisme, hipertensi, aritmia, penyakit serebrovaskuler.
Interaksi:
lampiran 1 (Simpatomimetika).
Efek Samping:
ansietas, tremor, takikardi, sakit kepala, ekstremitas dingin; pada dosis berlebih aritmia, pendarahan otak, edema paru, mual, muntah, berkeringat, letih, hipoglisemia.
Dosis:
epinefrin 1:10.000 (1 mg/10 mL) dalam dosis 10 mL secara injeksi intravena sentral.