Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang naik sebesar 4,12 persen dari tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut dikontribusi dari sektor farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional sebesar 13,19 persen, industri makanan sebesar 12,75 persen dan industri peralatan listrik sebesar 12,57 persen.
Kepala BPS Suryamin mengatakan terdapat beberapa sektor yang mengalami penurunan produksi selama 2012 yakni logam dasar sebesar 8,48 persen, tekstil sebesar 8,32 persen serta mesin dan perlengkapan sejenis sebesar 8,31 persen.

“Pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang, triwulanan sangat fluktuatif yang berada pada kisaran 11,09 persen sampai dengan 1,62 persen,” ujarnya saat jumpa pers di kantornya, Jakarta, Jumat (1/2).
Provinsi Lampung tercatat sebagai daerah dengan pertumbuhan industri manufaktur besar dan sedang tertinggi sepanjang 2012 sebesar 9,41 persen. Diikuti oleh Papua Barat dengan 8,69 persen dan Riau sebesar 8,16 persen.
Sementara pertumbuhan industri manufaktur mikro dan kecil sepanjang 2012 mengalami pertumbuhan 4,06 persen dari 2011. Industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki mengalami pertumbuhan terbesar yakni 8,89 persen diikuti oleh industri komputer, barang elektronik dan optik sebesar 7,91 persen serta industri peralatan listrik sebesar 7,80 persen.
Industri mikro dan kecil yang mengalami penurunan ialah industri karet, barang dari karet dan plastik yang turun sebesar 7,41 persen. Industri farmasi, obat dan obat tradisional turun 4,55 persen dan masih banyak lagi.
Provinsi Banten mengalami pertumbuhan tertinggi industri ini sebesar 10,74 persen dan Sulawesi Selatan sebesar 10,41 persen. Provinsi Jambi mengalami penurunan pertumbuhan terbesar dengan angka minus 11,59 persen.
Sumber: https://www.merdeka.com/uang/industri-farmasi-dorong-pertumbuhan-sektor-manufaktur.html