Tinta sidik jari untuk pelaksanaan Pemilu 2014 akan diuji oleh tenaga ahli farmasi untuk mengetahui tingkat keamanan dan daya tahannya pada jari pemilih.
Jumat (24/01/2014), Kepala Biro Logistik KPU Boradi di Jakarta mengatakan:
Saat ini kami sudah menugaskan tenaga ahli farmasi untuk menguji hasil produksi tinta tersebut. Jadi setiap hasil produksi itu akan diuji laboratorium, apakah komposisi bahannya sesuai dengan spesifikasi kebutuhan yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU)
Dia mengatakan tinta sidik jari tersebut sudah mulai diproduksi dengan komponen tidak jauh berbeda dengan produksi tinta Pemilu 2009.
Ada komponen bahan kimia yang digunakan untuk daya lekat di kulit, dan kandungan itu maksimal hanya 4%. Karena kalau berlebihan bisa menimbulkan iritasi.
Begitu proses pencampuran bahan-bahan kimia, tim penguji farmasi yang telah ditugaskan oleh KPU akan memeriksa kelayakan tinta tersebut. Daya tahan tinta, yang digunakan untuk menandai pemilih telah menggunakan hak pilih selama 24 jam.

Selama satu hari, tinta yang sudah menempel di kulit jari tidak dapat hilang meskipun dicuci dengan sabun atau detergen. Kegunaan itu untuk menghindari ada pemilih yang mencoba berbuat curang dengan melakukan pencoblosan lebih dari satu kali.
Anggaran yang disiapkan KPU untuk produksi dan distribusi tinta sidik jari sebesar Rp24 miliar dari total Rp800 miliar pagu untuk pengadaan logistik Pemilu 2014. Harga perkiraan sendiri (HPS) yang dihitung KPU untuk produksi tinta sebesar Rp20,6 miliar dengan harga penawaran Rp16,2 miliar, sehingga dapat berhemat Rp4,4 miliar.
sumber: https://www.metrotvnews.com/indonesiamemilih/read/2014/01/24/348/210576/KPU-Tugaskan-Ahli-Farmasi-Uji-Tinta-Sidik-Jari