Apoteker.Net – Cara kerja natrium kromoglikat dan nedokromil belum sepenuhnya dapat dipahami. Tapi, obat ini mungkin bermanfaat pada pasien asma dengan dasar alergi, walaupun pada prakteknya sulit untuk menduga siapa yang akan mendapat manfaat. Untuk itu, mungkin dapat dicoba pemberian selama waktu 4-6 minggu untuk memulai respons terhadap obat. Frekuensi pemberian tergantung dari respon pasien namun biasanya 3-4 kali sehari pada awalnya, selanjutnya dapat diturunkan. Secara umum, profilaksis dengan natrium kromoglikat kurang efektif dibandingkan dengan kortikosteroid inhalasi. Anak-anak 5–12 tahun memberikan respons yang baik terhadap nedokromil.
Natrium kromoglikat tidak bermanfaat untuk serangan asma akut, namun dilaporkan dapat mencegah asma akibat kerja fisik. Akan tetapi, asma akibat kerja fisik mungkin menunjukkan kendali asma yang buruk, karenanya pasien harus dinilai.
Jika inhalasi serbuk natrium kromoglikat menyebabkan bronkospasme, harus diberikan inhalasi agonis adrenoseptor beta-2 selektif seperti salbutamol atau terbutalin terlebih dahulu. Larutan nebulisasi merupakan pilihan alternatif untuk anak- anak yang tidak dapat menggunakan inhalasi serbuk atau aerosol. Nedokromil mempunyai efek farmakologis yang sama dengan natrium kromoglikat.
TERAPI YANG BERKAITAN Antihistamin dilaporkan tidak memberikan manfaat klinis pada asma bronkial. Salah satu jenis antihistamin yakni ketotifen dikatakan menyerupai natrium kromoglikat, namun terbukti mengecewakan.
3.3.1 Kromoglikat
Cara kerja natrium kromoglikat dan nedokromil belum sepenuhnya dapat dipahami. Tapi, obat ini mungkin bermanfaat pada pasien asma dengan dasar alergi, walaupun pada prakteknya sulit untuk menduga siapa yang akan mendapat manfaat. Untuk itu, mungkin dapat dicoba pemberian selama waktu 4-6 minggu untuk memulai respon terhadap obat. Frekuensi pemberian tergantung dari respons pasien namun biasanya 3-4 kali sehari pada awalnya, selanjutnya dapat diturunkan. Secara umum, profilaksis dengan natrium kromoglikat kurang efektif dibandingkan dengan kortikosteroid inhalasi. Anak-anak 5–12 tahun memberikan respons yang baik terhadap nedokromil.
Natrium kromoglikat tidak bermanfaat untuk serangan asma akut, namun dilaporkan dapat mencegah asma akibat kerja fisik. Akan tetapi, asma akibat kerja fisik mungkin menunjukkan kendali asma yang buruk, karenanya pasien harus dinilai.
Jika inhalasi serbuk natrium kromoglikat menyebabkan bronkospasme, harus diberikan inhalasi agonis adrenoseptor beta-2 selektif seperti salbutamol atau terbutalin terlebih dahulu. Larutan nebulisasi merupakan pilihan alternatif untuk anak- anak yang tidak dapat menggunakan inhalasi serbuk atau aerosol. Nedokromil mempunyai efek farmakologis yang sama dengan natrium kromoglikat.
TERAPI YANG BERKAITAN Antihistamin dilaporkan tidak memberikan manfaat klinis pada asma bronkial. Salah satu jenis antihistamin yakni ketotifen dikatakan menyerupai natrium kromoglikat, namun terbukti mengecewakan.
Monografi
KETOTIFEN
Indikasi: lihat keterangan di atas.
Peringatan: terapi asma yang diberikan sebelumnya harus dilanjutkan selama minimum 2 minggu dari awal penggunaan ketotifen; kehamilan (Lampiran 4) dan menyusui (lihat Lampiran 5).
Interaksi: lihat Lampiran 1 (antihistamin), dan hindari penggunaan bersama antidiabetik oral (dilaporkan penurunan trombosit); bila menggunakan obat ini jangan menjalankan mesin; pengaruh alkohol diperkuat.
Efek Samping: mengantuk, mulut kering, pusing; stimulasi SSP, dilaporkan kenaikan berat badan.
Dosis:
1 mg 2 kali sehari waktu makan, bila perlu dinaikkan menjadi 2 mg 2 kali sehari; terapi awal pada pasien yang sudah tersedasi 0,5-1 mg malam; Anak di atas 2 tahun 1 mg 2 kali sehari.
NATRIUM KROMOGLIKAT
Indikasi:
profilaksis asma.
Efek Samping:
batuk, bronkospasme sementara, dan iritasi tenggorokan karena inhalasi serbuk (lihat juga keterangan di atas).
Dosis:
Dewasa dan Anak: 10 mg (2 hirupan) 4 kali sehari pada awal pemberian, dosis ditambah jika penyakit bertambah berat atau selama masa sakit sampai 6-8 kali sehari. Dosis tambahan dapat diberikan sebelum olah raga; dosis penunjang 5 mg (1 hirupan) 4 kali sehari. Anjuran. Penggunaan perlu dilakukan secara teratur.
NEDOKROMIL NATRIUM
Indikasi:
profilaksis asma.
Efek Samping:
lihat keterangan pada Natrium Kromoglikat; juga sakit kepala, mual, muntah, dispepsia, nyeri pada bagian perut (ringan dan sementara); rasa pahit (ditutupi dengan rasa mint).
Dosis:
inhalasi aerosol, DEWASA dan ANAK di atas 6 tahun 4 mg (2 hirupan) 4 x sehari, apabila telah teratasi dosis bisa dikurangi menjadi 2 x sehari. ANJURAN. Penggunaan perlu dilakukan secara teratur.
3.3.2 Antagonis Reseptor Leukotrien
Antagonis reseptor leukotrien montelukas dan zafirlukas, menghambat efek dari sistinil leukotrien pada saluran nafas. Efektif pada asma jika digunakan tunggal atau dengan inhalasi kortikosteroid. Montelukas tidak lebih efektif dari kortikosteroid inhalasi dosis standar tetapi obat tersebut tampaknya mempunyai efek aditif. Antagonis reseptor leukotrien tampaknya bermanfaat pada asma akibat kerja fisik dan pada asma yang disertai rhinitis tapi kurang efektif pada asma berat yang juga menerima obat-obat lain dengan dosis tinggi.
Sindrom Churg-Strauss terjadi sangat jarang dikaitkan dengan penggunaan antagonis reseptor leukotrien; pada banyak kasus yang dilaporkan, reaksi terjadi setelah penurunan atau penghentian terapi kortikosteroid oral. Dokter yang memberikan obat harus waspada terhadap terjadinya eosinofilia, kemerahan kulit vaskulitik, gejala paru yang memburuk, komplikasi jantung atau neuropati perifer.
Monografi
ZAFIRLUKAST
Indikasi:
profilaksis asma (lihat keterangan di atas) dan penatalaksanaan asma kronik.
Peringatan:
lansia, gangguan fungsi ginjal (lihat Lampiran 3); kehamilan (lihat Lampiran 4). Gangguan fungsi hati. Anak-anak dan pengasuhnya harus diberi informasi bagaimana cara mengetahui munculnya gangguan fungsi hati dan disarankan untuk mencari pertolongan medis apabila muncul gejala-gejala atau tanda-tanda seperti mual, muntah, malaise atau jaundice.
Interaksi:
lihat Lampiran 1 (antagonis leukotrien).
Kontraindikasi:
gangguan fungsi hati, menyusui (lihat Lampiran 5).
Efek Samping:
gangguan saluran cerna, sakit kepala, insomnia, malaise, jarang terjadi perdarahan, reaksi hipersensitivitas termasuk angioudem dan reaksi pada kulit, atralgia, mialgia, hepatitis, hiperbilirubinnemia, trombositopenia, sangat jarang terjadi sindrom churg-strauss, agranulositosis.
Dosis:
20 mg dua kali sehari, Anak di bawah 12 tahun, tidak dianjurkan.
MONTELUKAS
Indikasi:
Profilaksis dan pengobatan asma kronis, termasuk pencegahan bronkokonstriksi akibat berolahraga.
Peringatan:
Gangguan psikiatrik, anak <15 tahun, terapi serangan asma akut, eosinofilia, ruam vaskulitis, gejala paru-paru yang memburuk, komplikasi jantung, neuropati, intoleran galaktosa, kekurangan Lapp lactase atau malabsorpsi glukosa-galaktosa, kehamilan dan menyusui.
Interaksi:
Fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin: kadar montelukas dalam plasma menurun. Gemfibrozil: meningkatkan paparan sistemik montelukas.
Kontraindikasi:
Hipersensitivitas.
Efek Samping:
Sangat umum: ISPA. Umum: diare, mual, muntah, peningkatan kadar serum transaminase (ALT, AST), ruam, pireksia. Tidak umum: reaksi hipersensitivitas termasuk anafilaksis, mimpi buruk, insomnia, somnambulism, iritabilitas, ansietas, gelisah, agitasi termasuk tingkah laku yang agresif atau marah, depresi, pusing, mengantuk, paraestesia/hipoestesia, kejang, epistaksis, mulut kering, dispepsia, memar, urtikaria, pruritus, artralgia, mialgia termasuk kram otot, astenia/kelelahan, malaise, udem. Jarang: peningkatan kecenderungan perdarahan, tremor, gangguan konsentrasi, penurunan daya ingat, palpitasi, angiodema. Sangat jarang: trombositopenia, infiltrasi eosinofil ke dalam hati, halusinasi, pikiran dan perilaku ingin bunuh diri, disorientasi, sindroma Churg-Strauss, eosinofilia pulmoner, hepatitis (termasuk kolestasis, hepatoseluler, cedera hati), eritema nodosum, eritema multiforme.
Dosis:
Asma. 10 mg sekali sehari pada malam hari. Bronkokonstriksi akibat berolahraga. 10 mg diminum 2 jam sebelum berolahraga. Dosis tambahan tidak boleh diminum dalam 24 jam dari dosis sebelumnya. Pasien yang telah menggunakan montelukas sehari-hari untuk indikasi lain (termasuk asma kronis) tidak boleh meminum dosis tambahan untuk mencegah bronkokonstriksi akibat berolahraga.
3.3.3 Penghambat fosfodiesterase tipe 4
Monografi
ROFLUMILAS
Indikasi:
terapi tambahan pada penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berat yang disertai dengan bronkitis kronik.
Peringatan:
tidak diindikasikan sebagai terapi kedaruratan untuk mengatasi bronkospasme akut. Hentikan penggunaan pada penyakit imunologik berat (seperti infeksi HIV, multiple sclerosis, lupus eritematosus, leukoensefalopati multifokal progresif, dan lainnya), penyakit menular akut parah (seperti TBC, atau hepatitis akut), kanker (kecuali karsinoma sel basal) atau pasien yang sedang mendapat imunosupresan; riwayat depresi yang disertai dengan pikiran atau tindakan untuk bunuh diri.
Interaksi:
rifampisin menurunkan kadar roflumilas dalam plasma, fluvoksamin menghambat metabolisme roflumilas, menghindari penggunaan bersama dengan teofilin, simetidin menghambat metabolisme roflumilas.
Kontraindikasi:
hipersensitivitas, gangguan hati sedang atau berat, remaja dibawah 18 tahun, kehamilan atau merencanakan hamil, menyusui.
Efek Samping:
penurunan berat badan, penurunan nafsu makan, insomnia, sakit kepala, diare, mual, sakit perut.
Dosis:
Dewasa diatas 18 tahun, 500 mcg satu kali sehari.