Apoteker.Net – Menjadi seorang mahasiswa adalah dambaan setiap siswa dan orang tua. Mereka ingin melihat anaknya sukses dan bisa bermanfaat bagi orang lain kelak setelah lulus kuliah. Tapi, menjadi dilema saat pilihan orang tua berbeda dengan pilihan sang anak. Ini pula yang menyebabkan sang anak merasa tersesat di dunia farmasi?
Apakah semua mahasiswa farmasi tersesat? Tidak semua mahasiswa farmasi tersesat, ada yang memang sejak dari awal berada di jalan farmasi. Keinginan orang tua sama dengan keinginan sang anak yakni kuliah farmasi. Sebaliknya, apabila keinginan anak berbeda dengan keinginan orang tua. Orang tuanya ingin sang anak menjadi mahasiswa farmasi, sedangkan anak ingin jurusan lain.
Sang anak ingin tetap berbakti, diikutinya keinginan kedua orang tua untuk menjadi mahasiswa farmasi dengan segala kondisi dan tantangan yang ada di depan mata.
Diceritakan seorang santri lulusan salah satu pondok pesantren di Kalimantan Selatan. Dulunya waktu di pondok dia mengambil jurusan bahasa. Pondok tersebut memakai dua kurikulum yakni kurikulum pondok dan kurikulum umum. Namun, kurikulum umum hanya menyediakan 1 jurusan yakni bahasa.
Setelah lulus dari pondok, dia melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi dengan restu kedua orang tua. Dipilihnya dengan yakin jurusan diploma III Farmasi, walaupun tidak memiliki background IPA, dia akan berusaha belajar agar bisa mengimbangi kawan-kawan mahasiswa farmasi lain yang berasal dari jurusan IPA.
Berat, keras, bahkan harus dibumbui dengan tangisan air mata untuk melalui serangkaian perkuliahan farmasi sejak semester 1 hingga semester 6. Tapi, semua bisa terlewati, dia harus membayar semuanya dengan tenaga, waktu, pikiran, perasaan, pengorbanan, dan perjuangan yang tak sia-sia.
Dia tidak pernah merasa tersesat di jurusan farmasi. Mungkin pertama kali menjalani perkuliahan akan terasa ‘gelap’ tanpa arah karena masih belum terbiasa dan masih belum mengenal seluk-beluk farmasi.
Asal mau berubah, menyesuaikan kondisi keseharian, dan terus belajar. Mahasiswa farmasi bukan hanya milik siswa yang berasal dari jurusan SMA, tetapi siswa dari berbagai jurusan pun bisa menjadi mahasiswa farmasi tanpa khawatir dan ragu.
Memang siswa jurusan IPA akan memiiki ilmu dasar yang lebih mumpuni daripada siswa jurusan lain. Ketika menjadi mahasiswa farmasi, jurusan apapun bisa mempelajari kembali ilmu-ilmu dasar. Asalkan dia mau berusaha dan berjuang lebih keras daripada teman-temannya yang berasal dari jurusan IPA, agar bisa mengejar ketertinggalan ilmu-ilmu dasar yang harus dikuasai.
Tidak ada mahasiswa farmasi yang tersesat, cuma ada mahasiswa farmasi yang tidak sanggup bertahan sehingga di tahun kedua, dia memilih untuk pindah jurusan atau bahkan berhenti kuliah karena merasa tersesat di farmasi.
Bagaimana bisa tersesat? Jika itu adalah takdir yang harus dijalani. Bukan sesuatu yang harus disesali tapi harus diperjuangkan agar bisa melewati dengan senyuman diri.
“Jika kamu merasa tersesat, kecewa, ragu-ragu, atau lemah, kembalilah ke dirimu sendiri, siapa kamu, di sini dan sekarang dan ketika kamu sampai di sana, kamu akan menemukan dirimu, seperti bunga teratai yang mekar penuh, bahkan di kolam berlumpur, indah. dan kuat.” (Masaru Emoto)