Apoteker.Net – Seusai mengakhiri perkuliahan sang dosen bertanya kepada seluruh mahasiswa di ruangan,
“Adakah yang mau ditanyakan tentang materi yang saya sampaikan?”
Seisi ruangan hening. Semua mahasiswa memilih diam. Diam yang tidak bisa diartikan sudah memahami materi ataupun diam masih bingung dengan penjelasan sang dosen.
Tanya jawab di ruang kelas adalah bentuk komunikasi dua arah yang dibangun oleh dosen agar terjalin interaksi antara dosen dengan mahasiswa. Tapi, kebanyakan mahasiswa memilih diam dan tidak mau bertanya.
Ada yang ragu-ragu, ada yang khawatir, ada yang tidak berani, ada pula yang memang pendiam dari awal. Inti dari semua permasalahan itu adalah komunikasi. Mahasiswa farmasi belum terbiasa berkomunikasi bahkan saat disediakan ‘wadah’ untuk belajar berkomunikasi, mereka malah memilih diam.
Ragu-ragu, khawatir, takut salah, tidak berani, dan berbagai pertentangan di dalam diri adalah tantangan sendiri agar bisa diatasi untuk bisa belajar berkomunikasi. Komunikasi itu proses dan harus dilatih berulang-ulang. Ia tidak tiba-tiba langsung dikuasai, jika tidak melalui proses yang panjang.
Apabila tidak dilatih sejak dini maka mahasiswa akan sangat kerepotan bahkan akan berdampak serius saat sudah lulus apoteker. Di dunia kerja, apoteker dituntut bisa berkomunikasi dengan banyak pihak yakni pasien, keluarga pasien, sesama apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya.
Jangan takut salah, cobalah belajar berkomunikasi. Awali dengan hal-hal yang mudah dan ringan seperti tanya jawab yang ada di ruang perkuliahan. Apapun soal yang ditanyakan, tak perlu risau dengan tanggapan orang lain yang mengatakan itu hanya pertanyaan receh dan biasa-biasa saja. Padahal secara tidak langsung saat itu sang mahasiswa belajar mempraktikkan komunikasi.
Jangan khawatir jika salah, sebab kesalahan komunikasi saat di ruang kelas lebih minim risikonya daripada kesalahan komunikasi saat berpraktik. Apabila salah, bisa diperbaiki dan dikoreksi agar lebih baik untuk ke depannya.
Lawanlah apapun yang bertentangan di dalam diri. Yakinlah bahwa diri ini bisa berubah dan bisa berkomunikasi. Jikalau tidak dilatih dari sekarang, mau kapan dimulai? Tidak perlu melihat kiri dan kanan kondisi teman-teman di kelas. Fokus pada diri sendiri untuk membiasakan diri berkomunikasi.
Terkadang, mahasiswa kalah dengan dirinya sendiri sehingga tidak bisa berubah dan bergerak untuk melakukan perbaikan. Keterampilan berkomunikasi sangat diperlukan. Latihlah dari sekarang, dari hal yang sederhana, dan mulai dari diri sendiri.
Semua orang yang pandai berkomunikasi pasti lewati masa-masa sulit, saat dia melawan diri untuk bisa bergerak dan melatih diri agar bisa terbiasa berkomunikasi. Tidak ada kata sulit untuk belajar berkomunikasi. Komunikasi itu sulit saat kita tidak mau mempraktikkannya. Saat kita ragu dan memilih berdiam diri, tidak mau melatih diri disanalah letak kesulitan komunikasi.
“Komunikasi berhasil bagi mereka yang mengerjakannya.” – John Powell