Layanan Informasi Harga Obat melalui SMS

dalam Kebijakan Obat Nasional (KONAS), pemerintah wajib menjamin ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat terutama obat esensial. Juga terjaminnya keamanan, khasiat, dan kualitas obat-obatan yang beredar serta perlindungan masyarakat dari penyalahgunaan obat serta terjaminnya penggunaan obat rasional (MENKES dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH. Dr. PH)

Begitulah sambutan Kementerian Kesehatan saat peluncuran layanan informasi harga obat dengan menggunakan teknologi komunikasi melalui SMS (Short Message Service) yang dibacakan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dra. Sri Indrawaty, Apt., M.Kes. Benarkah ada layanan informasi harga obat melalui sms?

Daftar Obat yang Aman bagi Wanita Hamil

Daftar Obat selama Kehamilan

Daftar Obat selama Kehamilan. Selama kehamilan, seorang ibu wajib memperhatikan penggunaan obat yang dikonsumsinya. Mengapa? Sedikit-banyak, obat-obatan dapat mempengaruhi kondisi janin.

Sebagai contoh, peristiwa talidomida. Memang, pada hewan, obat ini hanya bersifat teratogen –meskipun pada dosis tinggi-, sedangkan pada manusia akan menimbulkan cacat janin meskipun pada dosis rendah!

Oleh sebab itu,

Suppository vaginal ovula

Sudahkah Anda Mengenal Ovula?

Jika pada tulisan terdahulu sudah pernah membahas tentang Suppositoria, sekarang giliran “sahabat karib”-nya, yakni Ovula. Ovula atau vaginal suppositoria merupakan sediaan padat yang digunakan melalui vagina, umumnya berbentuk telur dan dapat juga memiliki bentuk lonjong seperti kerucut, dapat melarut, melunak dan meleleh pada suhu tubuh dengan berat umum sekitar 5 gram.

Tata cara penyimpanan ovula sebaiknya dalam wadah tertutup baik, sejuk, dan pada suhu di bawah 35oC. Untuk ovula dengan bahan dasar lemak coklat disimpan dalam wadah tertutup baik, sebaiknya pada suhu 30oC (suhu kamar terkendali).

Cara Pemakaiannya tentu saja “khusus”. Berikut penjelasan disertai gambar:

Perkenalkan, nama Saya Serbuk

Semenjak berita miring (sampai tulisan pun ikut miring 😀 ) tentang serbuk, akhir-akhir ini banyak pasien yang menolak untuk diberi obat dalam bentuk serbuk. Apa sih yang salah dengan Serbuk? Jika Serbuk salah, mengapa serbuk tidak dihapuskan saja dalam bentuk sediaan obat?

Seperti kata pepatah, “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, tak cinta maka ta’ tendang 😛 ”, nampaknya harus ada perkenalan terlebih dahulu. Baiklah, Nama Saya Serbuk. Ada Pertanyaan? 😉

Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang

Suppositoria Jangan Dimakan!

Pernah suatu ketika ada pasien yang menerima resep sediaan dengan bentuk suppositoria. Karena si “penerima” resep tidak memberitahu cara penggunaannya, sang pasien malah memakan dan mengunyah layaknya sebuah coklat namun berasa hambar. Padahal suppositoria memiliki cara penggunaan special. Mengapa spesial? Silakan simak penjelasan berikut…

Suppositoria merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau

obat generik oke

Mutu Obat Generik Tidak Kalah dari Obat Bermerk

Mutu Obat Generik Tidak Kalah Dari Obat Bermerk. Ketika mendengar obat generik, umumnya orang akan langsung mengasumsikannya sebagai obat kelas dua, artinya mutunya kurang bagus. Obat generik pun kerap dicap obat bagi kaum tak mampu. Betulkah asumsi ini?

Faktanya tidak demikian. Kurangnya informasi seputar obat generik adalah salah satu faktor penyebab obat generik dipandang sebelah mata. Padahal dengan beranggapan demikian, selain merugikan pemerintah, pihak pasien pasien sendiri menjadi tidak efisien dalam membeli obat.

Semua obat baru, tentu harus dibayar tinggi untuk jasa penemuannya; yang juga menjadi hak eksklusifnya. Namun,

Kesahatan dan Makanan

Pernah mendengar istilah “Penyakit Kesejahteraan”? atau kalimat seperti “Wuah.. udah gemuk sekarang.. Pasti hidupmu sekarang enak..”?

Sebenarnya tingkat ekonomi seseorang tidak menentukan gemuk atau kurus, ada orang kaya yang kurus karena bekerja terlalu keras, sebaliknya ada pula yang sederhana namun agak gemuk-an.

Diluar faktor genetik, secara langsung maupun tidak, hal di atas terkait dengan pola makan dan “apa” yang dimakan. Seperti halnya makanan yang mengandung lemak yang tinggi diduga kuat turut bertanggung jawab atas terjadinya overweight (kegemukan), diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kanker usus besar, payudara atau

Farmakologi Secara Umum

Farmakologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang obat dengan segala aspeknya (sifat kimiawi, fisika, fisiologi, resorpsi hingga “nasib” obat dalam tubuh). Pengetahuan khusus tentang interaksi obat dengan tubuh manusia disebut Farmakologi Klinis.

Sebenarnya Farmakologi dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Farmakognosi

Pengetahuan dan pengenalan obat yang berasal dari tanaman, mineral dan hewan beserta zat aktifnya.

2. Biofarmasi

Bidang yang mempelajari pengaruh formulasi obat terhadap efek terapeutiknya (khasiat)

3. Farmakokinetika

Bidang khusus untuk meneliti “perjalanan” obat dalam tubuh.

Obat Berkhasiat Keras

Obat berkhasiat keras adalah bahan-bahan yang berkhasiat seperti obat biasa (menyembuhkan, mencegah, mematikan kuman dll) namun juga berbahaya jika penggunaannya tidak diawasi. Seperti keris bermata dua. Ups! Pisau bermata dua maksudnya 😉

Obat berkhasiat keras ini dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu:

1. Daftar G (Daftar Obat Keras)

Obat yang termasuk dalam Daftar G hanya dapat dibeli di apotek dengan resep dari dokter. Obat ini boleh diulang tanpa menyertakan resep baru asalkan

Perkembangan Sejarah Obat

Obat merupakan segala bentuk zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejalanya.

Di masa lalu (sampai sekarang 😉 ), kebanyakan obat berasal dari tanaman. Orang purba mengobati penyakit dari cara coba-mencoba. Istilah kerennya sih “empiris”. Empiris berarti berdasarkan pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul apa yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut Pengobatan Tradisional Jamu.

Akan tetapi, tidak semua obat “memulai” sejarahnya sebagai obat anti penyakit. Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun seperti

error: